Laporan : Chaerullah Lodji (OJI)
PJ Bupati Jeneponto Junaedi Bakri menghadiri Pemuda Camp dan Orasi Ilmiah kepemudaan, yang mengusung tema “Pemuda Berdaya Jeneponto Bahagia “. Kegiatan yang digelar di Agrowisata Garege Desa Kassi Kecamatan Rumbia juga dalam rangka Memperingati HUT AMPI ke 46 Ahad malam, (30/6/2024)
Sebagai rangkaian HUT AMPI ke 46, DPD AMPI Jeneponto telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya donor darah, kunjungan tokoh, dialog kepemudaan, pemuda camp, tanam pohon, outbound dan puncak perayaan adalah orasi ilmiah kepemudaan oleh Bupati Jeneponto.
Hadir dalam orasi ilmiah kepemudaan Dewan Penasehat Rahmat Sasmito, Dewan Pembina Sekda Jeneponto, anggota DPRD Amin Tantu, perwakilan OKP, pengurus DPD dan DPK AMPI Jeneponto, DPW AMPI Sulawesi Selatan dan sejumlah undangan.
Dalam orasinya, Pj Bupati Jeneponto Junaedi menyampaikan, bahwa empat ciri pemuda yang seyogyanya dimiliki adalah memiliki fisik yang kuat, senantiasa memiliki pengetahuan baru, senantiasa hadir dalam nuansa inovatif dan kreatif.
“Pemuda yang memiliki empat ciri ini lalu kemudian menjadi karakter atas dirinya, inilah yang menjadikan pemuda yang dapat diandalkan dan survive dalam kehidupan dengan persaingan yang ketat,” jelasnya.
Dikatakannya, saat ini di pemuda dihadapkan pada pola hidup yang cenderung cepat serba instan. Cenderung individualistik dan dramatik. Ilmu pengetahuan dan teknologi serta mudahnya akses pada sosial media (sosmed). Kecenderungan menghabiskan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari bermain gadget cenderung lebih negatif jika tidak dapat mengolah dan mengontrol efek dari semua itu, menyebar hoax, gosip bahkan cenderung menjadi bahan bakar sosial media.
“Kita tidak mampu menolak dari modernisasi dan globalisasi, tapi pemuda harus mampu menghadirkan inisiatif dengan tekad didukung ilmu pengetahuan dan teknologi,’ paparnya.
Junaedi mengatakan bahwa Pemuda sebaiknya menjadi solusi atas setiap persoalan yang dihadapi saat ini, saya akui daerah kita tercinta saat ini tidak dalam kondisi yang surplus dari segi fiskal daerah, keterbatasan anggaran pembangunan menjadikan tidak sedikit masalah bertumpuk, kehidupan masyarakat cukup memprihatinkan laju pertumbuhan yang melambat, tetapi saya yakin dengan potensi pemuda Jeneponto dengan berbagai latar belakang dapat mengubah kehidupan warga masyarakat menjadi bahagia.
“Selama saya Hadir di Jeneponto, sangat sering menghadiri pelantikan, rapat kerja, dialog bahkan tidak jarang juga diundang ngopi sambil berdiskusi, potensinya cukup melimpah, gagasan dan aksinya terlihat jelas dan menguasai cukup baik persoalan di daerah yang kita cintai ini Turatea,” tambah Junaedi.
Lebih jauh, Junaedi menjelaskan bahwa ia melakukan tindakan respon cepat, berusaha berbicara dengan semua pihak dari mulai tokoh hingga masyarakat bawah karena ia mencoba menerapkan palsafah para pemimpin Jeneponto terdahulu apa itu “parentai taua ri ero’na, siri’na Pammarentayya niaki ri tumajaia. Itulah prinsip mengayomi, melibatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan bukan sekedar penonton.
“Itu pula yang kita harapkan dari pemuda Jeneponto, hadir sebagai pelaku bukan penonton pembangunan,” jelasnya.
Sebagai contoh, kata Junaedi saat ini karena keterbatasan infrastruktur dan tentu karena anggaran, sampah menumpuk dimana mana, mungkin bisa menjadikan sampah sebagai alternatif pupuk yang dibutuhkan petani, saya mengunjungi beberapa pasar, sampah plastik berserakan dimana-mana, padahal harga limbah plastik juga tidak murah, Itu bisa jadi uang.
Persoalan lain ruas ruas jalan kita yang rusak tidak kurang dari 274 km, sekiranya anggaran yang ada digunakan untuk menuntaskan semua itu maka sepertinya membutuhkan waktu 24 tahun baru tuntas itu jika tidak ada kerusakan baru.
Dengan demikian pentingnya untuk mendorong sektor sektor pendapatan baru agar tercipta pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Dikatakannya, esensi otonomi daerah adalah pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka kesejahteraan masyarakat, cukup banyak potensi daerah yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, pesisir yang membentang 114 km, potensi wisata desa sebagai mana yg kita nikmati saat ini di agrowisata Desa Kassi, ini tentu membutuhkan pemuda kreatif dan inovatif untuk memajukan daerah kita.
“Kata kunci dari pemuda berdaya adalah segala ikhtiar yang telah dan akan dilakukan oleh pemuda, pemerintah harus hadir memberikan dukungan,” imbuh Junaedi.
Sebagai penutup selaku pemerintah daerah mengajak kepada semua pihak termasuk pemuda yang peduli, mari berbuat sesuatu untuk mewujudkan masyarakat Jeneponto bahagia. (*))