Jeneponto bakal punya profil investasi yang apik dan keren

Ingat garam, ingat Jeneponto“, adigum ini sangat populer sejak dulu hingga kini, karena Jeneponto adalah satu-satunya daerah penghasil garam terbesar di Sulawesi Selatan bahkan di Indonesia, selain Madura. Jika berkunjung ke Makassar lalu hendak menuju Pantai Bira di Bulukumba atau ingin berwisata ke air terjun Bossolo Rumbia (arah selatan Makassar), maka panorama garam yang membentang di sepanjang jalan di Nasara-Jeneponto akan memanjakan mata dan menjadi pemandangan yang sangat indah, apalagi disaat curah hujan mulai berkurang (musim kemarau).

Meskipun garam Jeneponto ini masih dikelola secara tradisional dan pada umumnya digunakan sebagai garam konsumsi, namun prospek garam tersebut cukup potensial dan menjanjikan untuk dikembangkan menjadi lebih inovatif, misalnya menjadi garam industri. Karena itu, Pemda Jeneponto saat ini telah menggagas kerja sama dengan Badan Litbang UNHAS dalam membangun prospektif garam ini termasuk membuka peluang kepada pelaku investasi lainnya.

Lalu, apakah Jeneponto hanya memiliki prospek potensi itu saja?.

Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar diberbagai kesempatan sering mengatakan bahwa Jeneponto ini punya potensi sumber daya alam yang sangat menjanjikan. Jeneponto secara geografis terbagi atas tiga clusterwilayah. Di pesisir ada potensi kelautan dan perikanan, serta budi daya rumput laut, dengan panjang pantai mencapai 114 km. Di daratan ada potensi pertanian dengan luasnya areal persawahan, peternakan, perdagangan dan wirausaha. Di pegunungan terdapat potensi perkebunan, jagung kuning, kopi, palawija, sayur mayur, hortikultura, dan sejenisnya. Demikian halnya dengan potensi industri, baik industri berbasis rumah tangga (home industry) seperti pembuatan gula merah maupun peluang industri lainnya dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Di Jeneponto kini telah hadir PLTU Punagayya dan PLTB TOLO 1 yang sementara dibangun dan dikembangkan oleh vena energy.

Ternyata, Jeneponto yang bila diibaratkan dengan tubuh manusia terletak di posisi tumit pulau Sulawesi memiliki potensi yang luar biasa. Itupun belum termasuk potensi wisata alamnya, kuliner khas, seni budaya dan karakter penduduknya yang punya etos kerja yang kuat.

Lalu, kenapa semua potensi ini belum tergali dan terkelola dengan baik dan optimal?.

Hari Kusdaryanto, CEO City Asia for Smart Nation, saat presentase pada workshop Jeneponto Smart Branding sekitar Bulan Juni 2017 yang lalu, mengatakan bahwa banyak orang di luar Sul-Sel yang belum tahu dimana itu Jeneponto. “Ketika saya sampaikan ke mitra dan team work bahwa saya akan berkunjung ke Jeneponto, mereka semua bertanya Jeneponto itu dimana?. Ini menunjukkan bahwa Jeneponto belum tereksploitasi secara global”, ungkapnya. Ia menambahkan bahwa ibarat benda maka Jeneponto ini harus dijual dengan kemasan yang lebih menarik. Harus dibranding lebih elegan dan punya icon image atau slogan yang mendunia.

Atas asumsi itulah, maka oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Jeneponto, Mernawati menggagas lahirnya Jeneponto Smart Branding(JSB) yang telah disoft launching pada akhir Oktober 2017 oleh Konjen Australia, Richard Mattew.

Saat ini, JSB tersebut telah memasuki fhase kedua dengan fokus pada produksi profil investasi Jeneponto yang lebih promotif, edukatif dan berbasis teknologi. Tim City Asia Jakarta bersama crew JSB lainnya selama tiga hari (14-16/7), telah melakukan pengambilan gambar (live video)diberbagai titik lokasi. Proses hunting gambar/video tersebut tergambar melalui hasil obrolan dengan ketua tim lapangan, pak Rifan melalui whatshapp grup JSB sebagai berikut;

“Dear Team,

Alhamdulillah sampai hari ke-2 dilaporkan bahwa pengambilan gambar berjalan cukup lancar. Walaupun pada hari pertama terdapat kendala kecil dan pada hari ke dua ini cuaca agak mendung 

Adapun titik-titik yang sudah diambil gambarnya dua hari ini adalah:

*Kelapa muda (pantai), air terjun dan bukit bossolo, lhr, pasar kuda, rumah tradisional, hutan bakau, kantor bupati, bukit lapa’eja, bukit teletubies (lupa namanya tp mirip), alun-alun dan patung kuda, kuliner (lammang, coto ayam, coto-konro kuda), pltu, makam raja binamu, ladang garam, birtaria kassi, batu siping, hutan bakau, dan pacuan kuda.*

Sedangkan untuk agenda besok, Senin 16 Juli 2018 direncanakan pengambilan gambar berbagai objek berikut:

*Suasana pltb, tarian daerah, lontara & pembuatan gula merah, hutan kota, taman turatea, taman siswa, kantor pmptsp, gapura, pasar, homestaysuasana persawahan, Kopi dan Wawancara H. Nas, sekolah dasar setempat, Sambutan Bupati, Testimoni Equis, Testimoni Kadis PTSP.*

Mempertimbangkan lokasi pengambilan gambar hari terakhir yang berpusat di sekitar kota semoga semua objek bisa diambil dan proses pengambilan dapat berjalan sesuai rencana. Untuk sementara diinfokan malam ini terjadi gerimis ringan di Jeneponto 

Kami ucapkan terimakasih kepada tim lapangan yang solid Ibu Merna, Pak Tasrif, Pak Jaya, Ibu Lina, Ibu Caya, Mas Alim, dan Dek Andre atas kerjasama dan kerja kerasnya mengikuti jadwal yg sangat padat dan cukup mengurasenergi.

Tetap semangat dan sampai jumpa lagi besok

Salam”..

Mernawati menjelaskan bahwa selama ini belum pernah ada profil investasi yang dibuat di Jeneponto. Semua dalam bentuk statistik. Jadi nantinya video ini bersifat umum yang bisa dipakai setiap OPD. Nanti ada juga persektor. “Dulu semua disajikan dalam bentuk statistik, sekarang kita coba dengan cara yang lebih kreatif”, tambahnya.

Kita tunggu hasil kerja dari tim JSB pada saat launching nanti. Dan tentu saja dengan inovasi ini, profil investasi Jeneponto akan lebih apik dan keren, sehingga diharapkan dapat lebih membawa manfaat bagi daya saing investasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.